Risiko Operasional Klausul Contoh

Risiko Operasional. Penting untuk memastikan bahwa sistem internal yang tepat dan kontrol yang cukup untuk memantau berbagai jenis risiko yang dapat timbul dan dapat menjadi cukup kompleks (rumit).
Risiko Operasional. Perseroan dihadapkan pada risiko operasional yang antara lain dapat disebabkan kegagalan sistem, ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan sumber daya manusia yang mengakibatkan tidak berfungsinya pengawasan internal, tidak efektifnya sistem prosedur operasional, sistem informasi teknologi yang tidak mendukung yang berdampak pada terganggunya kelancaran operasional dan mutu pelayanan kepada nasabah. Di era teknologi saat ini, efektivitas operasional Perseroan tergantung dari kemampuan mendapatkan akses yang akurat dan dapat dipercaya serta tepat waktu seperti pengelolaan likuiditas dan operasional produk-produk konsumtif Perseroan. Ketidakmampuan Perseroan untuk mengerti dan memahami perkembangan teknologi akan menurunkan mutu pelayanan kepada nasabah disamping menciptakan kondisi rawan terhadap kejahatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan Perseroan.
Risiko Operasional. III - 7 E.
Risiko Operasional. Risiko operasional yang dihadapi oleh Pemegang Unit Penyertaan REKSA DANA SAHAM EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR adalah berhubungan dengan operasional sistem penyelesaian pembayaran pada pihak-pihak terkait seperti Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga Kliring dan Penjaminan di Indonesia maupun di negara lain, baik penyelesaian pembayaran kepada REKSA DANA SAHAM EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR maupun penyelesaian pembayaran dari REKSA DANA SAHAM EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR kepada Pemegang Unit Penyertaan.
Risiko Operasional e. Operational risk
Risiko Operasional. Perseroan juga dihadapkan pada berbagai jenis risiko operasional. Perseroan dihadapkan pada risiko operasional yang antara lain disebabkan kegagalan Sumber Daya Manusia (SDM), tidak berfungsinya proses internal, tidak efektifnya sistem dan prosedur operasional, serta adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial. Apabila penyimpangan-penyimpangan tersebut sering terjadi dan menimbulkan dampak kerugian keuangan bagi Perseroan, maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Risiko operasional yang melekat dalam Perseroan perbankan lebih ditekankan kepada pelaksanaan transaksi, produk, klien, proses bisnis serta proses manajemen. Selain itu, sistem informasi teknologi yang tidak mendukung dapat mengganggu kelancaran operasional dan mutu pelayanan kepada nasabah. Dalam era teknologi saat ini, efektivitas operasional Perseroan tergantung dari kemampuan mendapatkan akses yang akurat dan dapat dipercaya serta tepat waktu seperti pengelolaan likuiditas dan optimalisasi layanan serta produk bank. Ketidakmampuan Perseroan untuk mengerti dan memahami perkembangan teknologi akan menurunkan mutu pelayanan kepada nasabah di samping menciptakan kondisi rawan terhadap kejahatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan Perseroan.
Risiko Operasional. Manajemen risiko operasional ditujukan untuk meminimalisir dan mencegah dampak negatif kerugian operasional langsung maupun tidak langsung baik secara finansial maupun non-finansial yang disebabkan oleh tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan kejadian- kejadian eksternal dengan ruang lingkup meliputi pemantauan terhadap pelaksanaan strategi manajemen risiko operasional pada seluruh aktivitas fungsional Perseroan, penerapan Business Continuity Management (BCM) yang meliputi Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) untuk menjamin operasional Perseroan tetap berfungsi serta memastikan kelangsungan seluruh pelayanan nasabah Perseroan walaupun terdapat gangguan/bencana. Serta melakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan dan prosedur terkait dengan penerapan manajemen risiko operasional sesuai dengan peraturan terkini. Pada periode 31 Desember 2019, peringkat tingkat risiko operasional adalah Peringkat 2, dengan tingkat risiko inheren Low to Moderate dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko operasional Fair.
Risiko Operasional. Risiko operasional yang dihadapi oleh Pemegang Unit Penyertaan REKSA DANA SYARIAH INDEKS BNP PARIBAS DJIM GLOBAL TECHNOLOGY TITANS 50 SYARIAH USD adalah berhubungan dengan operasional sistem penyelesaian pembayaran pada pihak-pihak terkait seperti Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga Kliring dan Penjaminan, baik penyelesaian pembayaran kepada REKSA DANA SYARIAH INDEKS BNP PARIBAS DJIM GLOBAL TECHNOLOGY TITANS 50 SYARIAH USD maupun penyelesaian pembayaran dari REKSA DANA SYARIAH INDEKS BNP PARIBAS DJIM GLOBAL TECHNOLOGY TITANS 50 SYARIAH USD kepada Pemegang Unit Penyertaan termasuk penerimaan pembagian Hasil Investasi di rekening Pemegang Unit Penyertaan (jika ada).
Risiko Operasional. Risiko operasional yang dihadapi oleh Pemegang Unit Penyertaan EASTSPRING SYARIAH FIXED INCOME AMANAH adalah berhubungan dengan operasional sistem penyelesaian pembayaran pada pihak-pihak terkait seperti Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga Kliring dan Penjaminan di Indonesia maupun di negara lain, baik penyelesaian pembayaran kepada EASTSPRING SYARIAH FIXED INCOME AMANAH maupun penyelesaian pembayaran dari EASTSPRING SYARIAH FIXED INCOME AMANAH kepada Pemegang Unit Penyertaan.
Risiko Operasional. Risiko ini didefinisikan sebagai risiko yang terjadi dari hasil proses internal/ orang/ sistem/ kejadian external yang gagal atau tidak mencukupi.